Sabtu, 14 Juli 2007

DUKUNGAN SOSIAL

Model Konseptual Hubungan Jejaring Sosial dan Dukungan Sosial pada Kesehatan (Model of the Relationship of Social Networks and Social Support to Health)

Pendekatan jejaring sosial (social networking) memiliki beberapa keuntungan. Petama, pendekatan jejaring sosial dapat menyatukan fungsi atau karakteristik dari hubungan sosial dan dukungan sosial. Kedua, pendekatan dukungan sosial biasanya difokuskan pada satu hubungan pada suatu waktu tertentu, pendekatan social network mempelajari bagaimana perubahan dalam satu hubungan sosial berdampak pada hubungan yang lain. Ketiga, pendekatan social network memfasilitasi pencarian bagaimana karakteristik struktural dan interaksi dari jejaring mempengaruhi kuantitas dan kualitas dukungan sosial (Karen Glanz et all, 1997:181-182).

Social network dan social support memiliki dampak yang positif terhadap kondisi kesehatan, fisik, mental, dan sosial digambarkan pada gambar 2.1 dibawah ini.

Gambar 2.1; Conceptual model of the relationship of social networks and social support to health (sumber: Health Behavior and Health Education; Teory, Research, and Practice, hal; 184)

Jalur 1 menggambarkan dampak langsung pada sosial network dan sosial suport terhadap kesehatan. Dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia dari sebuah lembaga, adanya rasa saling memiliki, dan adanya jaminan terhadap seseorang akan mendukung kondisi yang sejahtera dan berdampak pada tingkat stress (Berkman,1984 dalam Karen Glanz & Frances,1997). Jalur 2 dan 4 menggambarkan jaringan sosial dan suport sosial pada sumber-sumber koping seseorang dan sumber-sumber komunitas, seperti sosial network dan sosial support dapat meningkatkan kemampuan individu untuk mengakses kontak baru dan mendapatkan informasi serta mengidentifikasi cara menyelesaikan masalah. Jika dukungan tersedia akan membantu mengurangi ketidapastian dan ketidakjelasan atau membantu untuk keberhasilan sesuai yang diinginkan. Hal ini menyebabkan kontrol individu lebih spesifik sehingga kehidupan akan lebih meningkat.

Jalur 2a dan 4a menggambarkan bagaimana social network dan social support mempengaruhi proses koping dan pertahanan terhadap stressor yang dihadapi seperti, kehidupan seseorang pada masa transisi (kehilangan pasangan, saat kelahiran anak) yang berdampak pada kesehatan. Jalur 3 menggambarkan sosial network dan sosial support mempengaruhi frekuensi dan durasi paparan dari stressor. Jalur 5 menggambarkan potensial efek dari sosial network dan sosial suport terhadap perilaku sehat. Melalui perubahan perilaku individu dalam sosial network individu dipengaruhi dan didukung untuk memilih perilaku sehat.

Dalam revitalisasi posyandu melalui posyandu yang teintegrasi di Pendidikan Anak Dini Usia (PADU) network dengan dinas/instansi atau lembaga yang terkait perlu dijalin dan dapat dimulai dengan anggota masyarakat dalam hal ini PADU. Sebagai unit pelayanan yang berbasis masyarakat, Posyandu perlu mendapat dukungan luas dari masyarakat melalui peran sertanya agar kegiatan Posyandu dapat berkelanjutan dan jangkauannya meluas sesuai kebutuhan kelompok sasaran yang dilayaninya. Peningkatan peran serta masyarakat untuk mendukung kegiatan Posyandu dapat dilakukan dengan memperkuat jejaring antar dan atau beberapa Posyandu yang diselenggarakan oleh berbagai PADU yang lain, baik yang berada dalam satu desa ataupun pada wilayah yang lebih luas. Posyandu sebagai unit pelayanan yang membantu keluarga dalam pengembangan kualitas generasi masa depan.

Intervensi dalam melakukan social network dan social suport terdiri dari empat langkah yaitu; 1) meningkatkan link social network, 2) pengembangan link social network baru, 3) peningkatan network melalui jaringan lain yang peduli, 4) peningkatan network pada tingkat komunitas melalui proses partisipasi problem solving, seperti pada gambar 2.2 dibawah ini.

Gambar 2.2; Intervensi social network dan social support (diringkas dari buku Health Behavior and Health Education; Teory, Research, and Practice, 1997)

Strategi intervensi yang penting untuk melaksanakan sosial network dan social support adalah meningkatkan kesadaran antara anggota target populasi untuk meningkatkan hubungan (relationships) guna meningkatkan kualitas kesehatan.

B. Pengembangan Masyarakat, Revitalisasi Posyandu, dan Optimalisasi Kesehatan Agregat Anak (2-5 tahun) di PADU.

Dalam masyarakat terdapat hubungan antar elemen (interralation) dari subsistem yang ada, meliputi agregat dan sektor. Agregat adalah kelompok dalam masyarakat dengan karakteristik yang umum seperti, usia, gender, ras, status ekonomi, budaya, pekerjaan, dan lokasi bekerja. Sektor adalah divisi yang ada dalam masyarakat seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi, pertanian, agama, transportasi, komunikasi, bisnis dan industri, rekreasi, keselamatan, pemerintahan dan politik (Swanson,J.m.& Nies, M.A.1997).

Membuat suatu perencanaan kesehatan pada salah satu agregat seperti pada anak balita (2-5 tahun) atau sektor yang ada di masyarakat seperti pendidikan PADU dalam rangka revitalisasi Posyandu yang terintegrasi dengan PADU diperlukan analisis dampak yang ditujukan kepada semua elemen yang ada di masyarakat. Tanggung jawab upaya peningkatan kesehatan (health promotion) ini tidak hanya diberikan pada satu subsistem yang ada di masyarakat misalnya puskesmas atau polindes saja tapi perlunya dukungan dari elemen lain yang ada seperti tim penggerak PKK, kader, aparat desa, BKKBN, dinas pendidikan nasional. Oleh karena itu diperlukan upaya bersama dari semua sektor dengan strategi network untuk menciptakan anak balita sehat atau masyarakat sehat.

Partisipasi masyarakat menjadi kunci untuk membangun network revitalisasi Posyandu di PADU. Penelitian Hersey dan Blancard’s menemukan bahwa dengan pendekatan partisipasi cocok digunakan pada saat bekerja dengan masyarakat dan akan membawa dampak terhadap proses perubahan yang efektif (Swanson,J.m.& Nies, M.A.1997). Strategi untuk menggalang partisipasi masyarakat melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Peran perawat komunitas dan tim kesehatan yang lain adalah membangun kemitraan dan network dalam upaya preventif dan promotif, seperti pengelolaan dan pelaksanaan Posyandu yang terintegrasi dengan PADU melalui pemberdayaan masyarakat.

Tidak ada komentar: